Kamis, 17 November 2016

Tutorial Konfigurasi Access Point Linksys.

Tutorial Instalasi atau Konfigusrasi  Access point
Pada kesempatan kali ini Access point yang digunakan adalah produk Linksys

Langkah Pertama, adalah hubungkan adapter Access Point dengan sumber arus listrik, jika sudah terhubung aka tanda lampu indicator yang menyala.

Kedua, adalah Reset Acces Pointnya dengan cara menekan tombol Reset pada bagian belakang (di dekat lubang ethernet) selama beberapa detik.

Ketiga, buka laptop, cari koneksi Wireless atau jaringan koneksi yang aktif, biasanya SSID awal sebelum di setting untuk produk Access Point ini adalan “Linksys” seperti pada gambar berikut ini:


Ke-empat, koneksikan Laptop anda dengan koneksi internet tersebut lalu buka “network and sharing” center pada “Control Panel” dengan jalan pintas klik kanan pada symbol koneksi internet tersebut. lalu

Lalu masuk ke pengaturan koneksi nya dengan mengklik wifi dengan SSID “linksys” (diberi tanda kuning)


lalu klik properties dan atur IP addressnya seperti pada gambar dibawah ini :


Atur IP Addresnya seperti dibawah ini jangan terlalu jauh dari IP defaultnya (192.168.1.245) lalu klik ok:



Langkah Kelima adalah buka web browser dan ketikan IP address default (192.168.1.245) pada Address bar. Dan akan muncul kotak dialog yang meminta Username dan Password untuk masuk ke pengaturan konfigurasi Access Point Linksys ini (default username: kosongkan, password: admin; dapat dilihat di kemasan atau fisik dari AP). Kemudian klik Log In dan akan Masuk ke page ini.

yang dilakukan pada page Setup ini Adalah mengatur IP address dari routernya, dibawah ini di atur statis menggunakan IP adress defaultnya.



masih di browser, langkah selanjutnya adalah mengatur Mode, Network SSID chanel dan pilihan apakah IDnya akan di broadcast atau tidak? nah pada tahapan ini sebetulnya wifi bisa di gunakan akan tetapi alangkah lebih baiknya jika koneksi ini bersifat rahasia atau bukan untuk umum bisa di gunakan Password sebagai tambahan keamanan, bisa juga melakukan pembatasan pengguna dan lain sebagainya. ini adalah tampilan Basic Wireless Setting.


ini adalah tampilan untuk mengatur keamanan jaringannya, Wireless Security



tampilan Wireless mac Filter, jika ingin membatasi MAC address siapa aja yang boleh masuk.


Administrasi Jaringan :

Advance Wireless Setting




Dan jika semua pengaturan sudah selesai maka Taraaaaaam! wifi siap digunakan~

Kamis, 13 Oktober 2016

MAKALAH Motivasi Siswa Belajar dihubungkan dengan Taksonomi Bloom dan Pembelajaran individual-kelompok


1.      Memotivasi Siswa Belajar

Kata motivasi digunakan untuk mendeskripsikan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Seseorang menggunakan konsep motivasi untuk memberikan suatu kecendrungan umum yang mendorong ke arah jenis tujuan tertentu. Dalam pengertian ini, motivasi sering di pandang sebagai karakteristik kepribadian yang relatif stabil. Sejumlah orang termotivasi untuk berprestasi, sebagian yang lain termotivasi untuk bergaul dengan orang lain dan mereka menyatakan motivasi ini dalam berbagai cara yang berbeda. Motivasi sebagai suatu karakteristik yang stabil merupakan konsep yang agak berbeda dari motivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifik dalam situasi tertentu. Misalnya, seseorang dapat termotivasi untuk makan apabila telah cukup lapar (motivasi situsional), namun sejumlah orang umumnya lebih tertarik pada makanan daripada yang lain (motivasi sebagai suatu karakteristik pribadi atau motivasi kepribadian). Hal ini tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa motivasi situsional dan motivasi kepribadian tidak berhubungan. Motivasi sebagai suatu karakteristik pribadi (motivasi kepribadian) sebagian besar merupakan hasil dari sejarah seseorang (motivasi situsional).
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.


Dalam teori pembelajaran perilaku (Skinner dan pakar lain), motivasi adalah konsekuensi dari penguatan. Namun, nilai penguatan (reinforcer) tersebut bergantung pada banyak faktor, dan kekuatan motivasi mungkin saja berbeda antarsiswa. Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri). Dalam teori kebutuhan manusia Maslow, yang didasarkan pada hierarki kebutuhan orang harus memuaskan kebutuhan mereka pada tingkat yang lebih rendah (defisiensi) sebelum mereka termotivasi untuk mencoba memuaskan kebutuhan mereka pada tingkat yang lebih tinggi (pertumbuhan).
Konsep Maslow tentang kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan tertinggi, didefinisikan sebagai keinginan untuk menjadi apa saja yang sanggup dicapai seseorang.Teori atribusi berupaya memahami penjelasan manusia tentankeberhasilan atau kegagalan mereka. Asumsi intinya ialah bahwa oranakan mencoba mempertahankan citra diri yang positif; sehingga, ketikterjadi hal-hal yang baik, orang menghubungkannya dengan kemampuamereka sendiri, sedangkan mereka cenderung menghubungkan peristiwa yang negatif dengan faktor di luar kendali mereka.
Fokus kendali dapabersifat internal (keberhasilan atau kegagalan terjadi karena upay atau kemampuan pribadi) atau eksternal (keberhasilan atau kegagalan adalah akibat dari keberuntungan atau kesulitan tugas). siswa yang merupakapebelajar yang mengatur diri sendiri berkinerja lebih baik daripada siswa yang termotivasi secara eksternal.
Pembelajar yang mengatur diri sendiri dengan sadar merencanakan dan memantau pembelajaran mereka dan dengan demikian mengingat pelajaran lebih banyak. Teori pengharapan berpendapat bahwa motivasi seseorang untuk mencapai sesuatu bergantung pada produk perkiraan orang itu tentang peluang keberhasilannya dan nilai yang dia letakkan pada keberhasilan itu. Motivasi hendaknya berada pada tingkat maksimum di tingkat probabilitas keberhasilan sedang. Implikasi pendidikan yang penting ialah bahwa tugas pembelajaran hendaknya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.


Beberapa siswa motivasinya berorientasi ke arah sasaran pembelajaran (Learning goal, yang juga disebut sasaran tugas ata penguasaan) siswa lain berorientasi ke arah sasaran kerja (Performance goal) (Brophy, 2005; Harackiewicz & Linnenbrink, 2005; Pintrich, 2000). Guru dapat menekankan pada sasaran pembelajaran dan atribut atau pemberdayaan yang positif. siswa yang mempunyai sasaran pembelajaran melihat maksud sekolah sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan dan kompetensi; siswa ini cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk belajar daripada siswa yang mempunyai sasaran kinerja berupa penilaian yang positif dan nilai yang baik.        
Guru dapat menggunakan program khusus seperti pelatihan atribut untuk membantu siswa keluar dari ketidakberdayaan yang dipelajari di mana siswa merasa bahwa merekasudah ditakdirkan untuk gagal, walaupun mereka bertindak. Harapan guru sangat memengaruhi motivasi dan pencapaian siswa. guru dapat mengomunikasikan harapan yang positif bahwa siswa dapat belajar dan dapat mengambil langkah untuk mengurangi kecemasan. Mengkomunikasi harapan positif penting bagi guru mengkomunikasikan kepada siswa mereka harapan agar mereka dapat belajar (lihat Badad, 1993). Jelas, menyatakan kebalikannya adalah gagasan yang buruk-bahwa siswa tertentu tidak dapat belajar dan hanya sedikit guru akan melakukannya secara eksplisit. Ada beberapa cara implisit cara guru mengkomunikasikan harapan positif (atau menghindari harapan negative) tentang siswa mereka.

1.5  Cara Memotivasi Siswa Belajar

a)      Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
b)      Hadiah 
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c)      Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
d)      Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
e)      Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
f)       Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
g)      Membentuk kebiasaan belajar yang baik
h)      Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
i)        Menggunakan metode yang bervariasi, dan
j)        Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

2.      Hubungan Motivasi dengan Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali dibuat oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1)      Ranah Kognitif
Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi  yang dilambangkan dengan C (Cognitive) (Dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives. Handbook 1 : Cognitive Domain yang diterbitkan oleh McKey New YorkBenyamin Bloom pada tahun 1956) yaitu:
a)      Pengetahuan (Knowledge).
b)      Pemahaman (Comprehension).
c)      Penerapan (Aplication)
d)     Penguraian (Analysis).
e)      Memadukan (Synthesis).
f)       Penilaian (Evaluation).
2)      Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dlam kegiatan belajar mengajar.
Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001) membagi ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu :
a)      Penerimaan (receiving/attending).
b)      Sambutan (responding).
c)      Penilaian (valuing).
d)     Pengorganisasian (organization).
e)      Karakterisasi (characterization)
3)      Ranah Psikomotor
Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.
Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah:
a)      Kesiapan (set)
b)      Meniru (imitation)
c)      Membiasakan (habitual)
d)     Adaptasi (adaption)
Jika Taksonomi Bloom dihubungkan dengan motivasi belajar, motivasi yang lebih signifikan dalam ranah kognitif adalah karena lebih murni dan tidak bergantung pada dorongan orang lain dan motivasinya pun akan lama terbentuk. Sedangkan motivasi yang signifikan digunakan dalam ranah afektif adalah motivasi ekstrinsik dikarenakan aspek-aspek emosional sering kali timbul jika ada orang lain yang memperhatikan. Motivasi yang baik dalam ranah psikomotor adalah dengan penerapan pembelajaran praktikum. Menurut Hastuti (2013) kegiatan praktikum sangat sesuai untuk memfasilitasi siswa belajar melalui pengalaman langsung. Praktikum memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan gambaran dalam keadaan yang nyata tentang apa yang diperoleh dalam teori dan terjadi kontak inderawi.


Pembelajaran individual merupakan suatu strategi pembelajaran, hal ini dijelaskan oleh Rowntree (1974) dalam Sanjaya (2008 : 128) membagi strategi pembelajaran ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery leraning strategy dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning strategy.
Menurut Wina Sanjaya (2008:128) strategi pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberrhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Bahan pembelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Pada strategi pembelajaran individual ini siswa dituntut dapat belajar secara mandiri, tanpa adanya kerjasama dengan orang lain. Sisi positif penggunaan strategi ini adalah terbangunya rasa percaya diri siswa, siswa menjadi mandiri dalam melaksanakan pembelajaran, siswa tidak memiliki ketergantungan pada orang lain. Namun di sisi lain terdapat kelemahan strategi pembelajaran ini, diantaranya jika siswa menemukan kendala dalam pembelajaran, minat dan perhatian siswa justru dikhawatirkan berkurang karena kurangnya komunikasi belajar antar siswa, sementara enggan beratanya kepada guru, tidak membiasakan siswa bekerjasama dalam sebuah team.Sedangkan menurut Sudjana (2009 : 116) Pengajaran individual merupakan suatu upaya untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kecepatan dan caranya sendiri. 
Menurut Sudjana, Perbedaan-perbedaan individu dapat dilihat dari: 
a)      Perkembangan intelektual 
b)      Kemampuan berbahasa 
c)      Latar belakang pengalaman
d)     Gaya belajar
e)      Bakat dan minat
f)       Kepribadian 

Pembelajaran individu berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Pendekatan ini memfokuskan pada proses dimana individu membangun dan mengorganisasikan dirinya secara realitas bersifat unik. (Hamzah B. Uno, 2008 : 16).
Menurut Muhammad Ali (2000 : 94) strategi belajar mengajar individual disamping memungkinkan setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan potensinya, juga memungkinkan setiap siswa menguasai seluruh bahan pelajaran secara penuh. “mastery learning“ataubelajartuntas. 
Strategi pengajaran yang menganut konsep belajar tuntas, sangat mementingkan perhatian terhadap perbedaan individual. Atas dasar ini sistem penyampaian pengajaran dilakukan dengan mengarah kepada siswa belajar secara individual. Muhammad Ali (2000 : 99).

Menurut Hamzah B. Uno (2008 : 18), ada beberapa model pembelajaran yang termasuk pada pendekatan pembelajaran individual, diantaranya adalah model pembelajaran pengajaran tidak langsung (non directive teaching), model pembelajaran pelatihan kesadaran (awareness training), sinektik, sistem konseptual, dan model pembelajaran pertemuan kelas (classroom meeting).

Berikut adalah model-model pembelajaran yang lain :
·         Distance learning (pembelajaran jarak jauh) 
·         Resource-based learning (pembelajaran langsung dari sumber)
·         Computer-based training (pelatihan berbasis komputer) 
·         Directed private study (belajar secara privat langsung) 



Keuntungan:
·         Pembelajaran tidak dibatasi waktu
·         Siswa dapat belajar secara tuntas
·         Perbedaan-perbedaan yang banyak di antara para peserta dipertimbangkan
·         Para peserta didik dapat bekerja sesuai dengan tahapan mereka dengan waktu yang dapat mereka sesuaikan 
·         Gaya-gaya pembelajaran yang berbeda dapat diakomodasi
·         Hemat untuk peserta dalam jumlah besar 
·         Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai bagaimana dan apa yang mereka pelajari 
·         Merupakan proses belajar yang bersifat aktif bukan pasif 
Kelemahan:
·         Memerlukan waktu yang banyak untuk mempersiapkan bahan-bahan 
·         Motivasi peserta mungkin sulit dipertahankan 
·         Peran instruktur perlu berubah
·         Keberhasilan tujuan pembelajaran kurang tercapai, karena tidak ada tempat untuk siswa bertanya

Menurut Wina Sanjaya (2008 : 129) belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh orang atau beberapa orang guru. Bentuk pembelajarannya dapat berupa kelompok besar atau pembelajaran klasikal, atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, setiap individu dianggap sama.Menurut Wina Sanjaya (2011 : 242) Pembelajaran kelompok merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Slavin dalam Wina Sanjaya (2011 : 242) mengemukakan dua alasan pentingnya pembelajaran kelompok digunakan dalam pendidikan, pertama beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. 
Depdiknas dalam Kokom Komalasari (2010 : 62) Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.Bern dan Erickson dalam Kokom Komalasari (2010 : 62) mengemukakan bahwa cooperative learning merupakan stategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan definisi-definisi di atas, strategi pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai salah satu satrategi pembelajaran yang menuntut adanya kerjasama siswa dalam suatu kelompok dengan mengembangkan kemampuan tiap individu serta memanfaatkan berbagai faktor internal dan eksternal untuk memecahkan masalah tertentu sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai bersama.

Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 72) mengemukakan kelebihan model pembelajaran kooperatif, yaitu:
1.      Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis.
2.      Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki oleh siswa.
3.      Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.
4.      siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek belajar karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya.
5.      siswa dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari tetapi juga tuntutan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal bagi kesuksesan kelompoknya.
6.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang dipelajarinya lebih bermakna bagi dirinya.
Penggunaan pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, memiliki berbagai kelebihan atau manfaat. Kelebihan berorientasi pada optimalnya kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif melalui dukungan guru dan siswa dalam pembelajaran.
Thabrany (1993: 94) mengemukakan kekurangan kerja kelompok atau pembelajaran kooperatif yaitu :       a)      Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip
Kelemahan yang senantiasa terjadi dalam belajar kelompok adalah dapat menjadi  tempat mengobrol. Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.

b)      Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok
Debat sepele ini sering terjadi di dalam kelompok. Debat sepele ini sering berkepanjangan sehingga membuang waktu percuma. Untuk itu, dalam belajar kelompok harus dibuatkan agenda acara. Misalnya, 25 menit  mendiskusikan bab tertentu, dan 10 menit mendiskusikan bab lainnya. Dengan agenda acara ini, maka belajar akan terarah dan tidak terpancing untuk berdebat hal-hal sepele.
c)      Bisa terjadi kesalahan kelompok
Jika ada satu anggota kelompok menjelaskan suatu konsep dan yang lain percaya sepenuhnya konsep itu, dan ternyata konsep itu salah, maka semua anggota kelompok berbuat salah. Untuk menghindarinya, setiap anggota kelompok harus sudah mereview sebelumnya. Kalau membicarakan hal baru dan anggota kelompok lain belum mengetahui, cari konfirmasi dalam buku untuk pendalaman.

Model pembelajaran kooperatif di samping memiliki kelebihan juga mengandung beberapa kelemahan apabila para anggota kelompok  tidak  menyadari makna kerjasama dalam kelompok. Oleh karena itu, Thabrany (1993: 96) menyarankan bahwa “agar kelompok beranggotakan 3, 5 atau 7 orang, jangan lebih dari 7 dan sebaiknya tidak genap karena dapat terjadi beberapa blok yang saling mengobrol, dan jangan ada yang pelit artinya harus terbuka pada kawan”.
Kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif sebagai strategi mengajar guru, maka hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam penggunaannya. Namun, faktor profesionalisme guru menggunakan model tersebut sangat menentukan dan kesadaran murid mengikuti pembelajaran melalui strategi kelompok. Sasaran pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga penggunaan model ini akan memungkinkan siswa lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar sesuai tuntutan materi pelajaran atau kurikulum.

Pengajaran individual yaitu suatu pengajaran dimana siswa diberikan kesempatan kepada siswa kapan,mengenai apa ia belajar,ia mengatur  waktu,tempat,dan materi yang akan dipelajarinya.Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing  yang pandai belajar lebih cepat dan sebaliknya yang lambat belajar tenang sesuai dengan kecepatannya tanpa terseret-seret oleh siswa yang lebih pandai.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.Unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan positif, Interaksi tatap mukatanggung jawab perseorangankomunikasi antar anggota kelompokevaluasi proses kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu siswa harus memiliki tujuan yang sama, rasa saling menolong, saling bertukar pikiran, saling menghargai, saling membagi tugas, dan dapat dipertanggung jawabkan secara kolompok.

Daftar Pustaka


Ali,Muhammad .2000.Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru
Hamzah B. Uno.2008. Model Pembelajaran .Jakarta. Bumi Aksara
Komalasari,Kokom.2010.Pembelajaran Kontekstual.Bandung. Refika Aditama
Sanjaya,Wina.2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana
Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta, PT.Indeks
Sudjana, Nana .2009. Teknologi Pengajaran .Bandung . Sinar Baru


 

Blogger news

Blogroll

About

Fambi Alda Triansyah 1401217 fambiefourze@gmail.com 0896694544XX