Peran Guru Sebagai Pengajar
- Pengertian
Dalam Undang-Undang Guru (pasal 1 ayat 1) dinyatakan bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah . Pengertian lain menurut pakar pendidikan Menurut Noor Jamaluddin (1978:1)Guru adalah pendidik, orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam pengembangan tubuh dan jiwa untuk mencapai kematangan, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang mampu berdiri sendiri.
Dulu, guru berperan sebagai penyampai materi ajar, pengalihan pengetahuan, pengalih keterampilan, serta merupakan satu-satunya sumber belajar. Namun kini guru sudah berubah peran menjadi pembimbing, pembina, pengajar, dan pelatih.Beratnya tanggung jawab bagi guru menyebabkan pekerjaan guru harus memerlukan keahlian khusus. Untuk itu pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Sekali guru berbuat salah, maka akan berdampak terhadap tercorengnya dunia pendidikan secara global.
- Peran Guru
Apa sebenarnya yang harus diperpleh dari para guru dan dosen? Setidaknya 3 hal,
Pertama adalah semakin mudahnya siswa dan mahasiswa menggali ilmu Allah SWT melalui metodologi belajar dan mengajar yang diberikanoleh sang guru dan dosen. Sehingga proses tang dilalui selama sekolah atau di bangku kuliah adalah mencoba menggali ilmu sedalam-dalamnya, kemudian mengembangkan sendiri.
Kedua adalah mampu mencontohkan value, nilai-nilai universal yang baik yang dimiliki oleh guru/dosen kepada anak didik atau mahasiswa, dimana nilai-nilai tersebut sesungguhnya juga datang dari sang pencipta, seperti kreatif, tanggung jawab, inovatif, teliti dan bijaksana dalam menata alam ciptaan-Nya. Apapun ilmu yang diketahui adalah bertujuan untuk menjadikan jalan fikiran seseorang menjadi lebih lurus dan terarah.
Terakhir, seorang guru dan dosen melakukan penelitian untuk kepentingan pendidikan dan pendalaman ilmu serta diseminasinya dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Tahap ini menghasilkan iptek, baik penerapan ilmu dan terapan.
- Guru sebagai pengajar
Pengajar adalah menyampaikan/memberikan/mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa/murid. Pengajaran hanya menekankan pada aspek pengetahuan, sehingga ketika siswa telah mengerti dan memahami materi pelajaran yang diajarkan maka pengajaran bisa dikatakan berhasil. Sehingga bagi seorang pengajar tidak begitu risau dengan sikap dan perilaku siswa-siswanya, karena hal tersebut bukanlah merupakan tanggung jawabnya. seorang pengajar tidak mempersoalkan tentang tingkah lakunya, apakah tingkah laku mereka patut ditiru oleh siswa atau tidak. Mereka bisa melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan sebagai seorang panutan.
Kita lebih sering mendengarkan kata “Pengajar” yang terlontar dari mulut para guru kita. Pengajar berasal dari kata ajar atau belajar yang memiliki pengertian berikut:
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Santrock dan Yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman. Reber mendefinisikan belajar dalam 2 pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu prses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Sebagai seorang pengajar di kelas seorang guru hendaknya :
- Memiliki informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran ( guru sebagai manusia sumber).
- Mampu menyampaikan informasi dengan tepat ( guru sebagai komunikator ).
- Mampu mengarahkan kegiatan pembelajaran ( guru sebagai moderator ).
- Mampu menilai keberhasilan pembelajaran ( guru sebagai evaluator).
- Mampu membantu siswa mengatasi masalah ( guru sebagai pembimbing ).
- Mampu mengatur dan memonitor pelaksanaan pembelajaran ( guru sebagai organisator ).
- Guru Sebagai Pendidik
Pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. (Sutari Imam Barnadib, 1994). Pendapat ahli lain mengatakan bahwa pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. (Umar Tirtaraharja dan La Sulo 1994). Pendidik adalah orang yang dengan sengaja membantu orang lain untuk mencapai kedewasaan.
Aktifitas mendidik melakukan pembinaan sikap dan tingkah laku para siswa agar mereka menjadi manusia yang baik dan berguna bagi orang tua, masyarakat, nusa, bangsa dan agama. Hal ini lebih cenderung pada aspek emosional, mental-spritual dan tingkah laku. Guru adalah teman terbaik, sosok terhormat memberikan jalan untuk kita melangkah menjadi orang yang lebih baik, penuntun dikala lengah, pembimbing dikala salah, guru bak cahaya didalam kegelapan, menuntun kita untuk melangkah meraih masa depan. Guru yang juga pendidik ini melaksanakan suatu program yang dinamakan pendidikan. Pendidikan juga memiliki beberapa pengertian, antara lain:
Menurut pendapat Suroso Prawiroharjo, sebagaimana dimuat dalam tulisan Raka Joni, dkk. (1984:5), salah sat konsep tentang pendidikan yang banyak di ajarkan di lembaga bantuan pendidikan guru adalah yang menggambarkan pendidikan sebagai bantuan pendidik untuk membuat peserta didik dewasa, artinya, kegiatan pendidik berhenti, tidak diperlukan lagi, apabila kedewasaan yang dimaksud yaitu kemampuan untuk menetapkan pilihan atau keputusan serta mempertanggungjawabkan perbuatan dan perilaku secara mandiri, telah tercapai. Konsep ini kemudian secara operasional diterjemahkan sedemikian rupa sehingga pendidikan disamakan dengan persekolahan, dan terlebih-lebih lagi, ia diartikan terutama memberi bekal pengetahuan kepada peserta didik yang dapat ia pergunakan untuk menghadapi masa depannya. Konsep inilah yang dominan sehingga pembaharuan isi kurikulum ditambah dikurangi, diubah urutannya, dimutakhirkan dan seterusnya. Bahkan demikian bernafsu kita memberi bekal hidup kepada peserta didik sehingga bobot kegiatan belajar telah merupakan beban yang tidak tertanggungkan bagi peserta didik maupun bagi guru, untuk diselesaikan didalam batas waktu yang disediakan.
Pada intinya pendidikanhendaklah ditujukan kearah tercapainya keserasian dan keseimbangan pertumbuhan pribadi yang utuh lewat berbagai latihan yang menyangkut kejiwaan, intelektual, akal, perasaan dan indra.
Guru yang juga seorang pengajar kemudian melakukan kegiatan pembelajaran ini, namun guru tidak semerta-merta langsung begitu saja melakukan kigiatan pembelajaran ini, hal ini terlihat dari peran guru itu sendiri. Didalam pembelajaran peranan guru ada beberapa macam, antara lain:
- Peran guru dalam memahami siswa sebagai dasar pembelajaran.
Dalam hal ini siswa dianggap sebagai suatu wadah yang memiliki tanah lempung yang masih tak berbentuk, dengan demikian guru kemudian mengolah bahan dasar tadi menjadi sesuatu yang bermakna dan berharga. Untuk itu perkembangan siswa patut menjadi acuan didalam setiap pembelajaran. Perkembangan siswa ini sangat penting karena, setiap siswa memiliki perbedaan kecepatan dalam berkembang sehingga membutuhkan waktu lama untuk bereaksi maupun beradaptasi. Hal ini harus dipahami oleh guru.
- Peran guru dalam pengembangan rancangan pembelajaran.
Tentu saja guru harus lah pandai dalam merencanakan pembelajaran yang akan dilakukannya. Hal ini menjadi dasar seorang guru menjadi seorang pengajar. Guru harus bisa menyusun Silabus maupun RPP, yang akan menjadi pedoman didalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan Silabus dan RPP para guru lain yang mengajarkan bidang studi yang sama bisa mengikuti kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru lain. Demikian pentingnya rencana pembelajaran ini.
- Peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas.
Guru tentu haruslah bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran ini dengan berbagai metode yang ia gunakan, agar para siswa tidak jenuh maupun berontak saat diberikan suatu pelajaran dan selain itu manajemen kelas yang baik juga diperlukan untuk mengendalikan kelas agar tetap kondusif untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
- Peran guru dalam evaluasi pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, maka akan tiba saatnya kita mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah kita lakukan. Kegiatan evaluasi ini bisa dilaksanakan setelah melakukan kegiatan pembelajaran, pada awal kegiatan pembelajaran untuk mengevaluasi pembelajaran pada pertemuan kemarin, maupun diadakan per periode seperti mid semester, ujian semester dan ujian nasional
- Syarat Guru yang baik
Seseorang yang menginginkan menjadi pendidik maka ia dipersyaratkan mempunyai kriteria yang diinginkan oleh dunia pendidikan. Tidak semua orang bisa menjadi pendidik kalau yang bersangkutan tidak bisa menunjukan bukti dengan kriteria yang ditetapkan. Untuk hal itu seorang pendidik harus lah memiliki kompetensi untuk menjadi seorang pendidi, seperti yang tertera pada undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Pada pasal 10 undang-undang tersebut disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi, kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh dari pendidikan profesi yaitu:
- Kompetensi pedagogik
Kompetensi ini tidak hanya meliputi yang bersifat teknis belaka, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, namun juga harus menguasai Ilmu Pendidikan.
- Kompetensi kepribadian
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah yang berupa kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
- Kompetensi professional
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik di sekolah berupa penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
- Kompetensi social
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
- Guru harus berijazah
Yang dimaksud ijazah disini adalah ijazah yang dapat memberi wewenang untuk menjalankan tugas sebagai seorang guru di suatu sekolah tertentu.
- Guru harus sehat rohani dan jasmani
Kesehatan jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat penting dalam setiap pekerjaan. Karena, orang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika diserang suatu penyakit. Sebagai seorang guru syarat tersebut merupakan syarat mutlak yang tidak dapat diabaikan. Misalnya saja seorang guru yang sedang terkena penyakit menular tertentu saja akan membahayakan bagi peserta didik.
- Guru harus Takwa
Guru harus bertakwa kepad Tuhan Yang Maha Esa dan berkelakuan baik, sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia susila yang bertakwa kepada Tuhan YME maka sudah selayaknya guru sebagai pendidik harus dapat menjadi contoh dalam melaksanakan ibadah dan berkelakuan baik.
- Guru haruslah orang yang bertanggung jawab
Tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik, pembelajar, dan pembimbing bagi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung yang telah dipercayakan orang tua/wali kepadanya hendaknya dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Selain itu, guru juga bertanggung jawab terhadap keharmonisan perilaku masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
- Guru di Indonesia harus berjiwa nasional
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang mempunyai bahasa dan adat-istiadat berlainan. Untuk menanamkan jiwa kebangsaan merupakan tugas utama seorang guru, karena itulah guru harus terlebih dahulu berjiwa nasional.Syarat-syarat di atas adalah syarat utama yang berhubungan dengan jabatan sebagai seorang guru. Selain itu, menurut Uno (2007:30) ada pula syarat lain yang sangat erat hubungannya dengan tugas guru di sekolah, sebagai berikut:
- Harus adil dan dapat dipercaya
- Sabar, rela berkorban, dan menyayangi peserta didiknya.
- Memiliki kewibawaan dan tanggung jawab akademisnya.
- Bersikap baik pada rekan guru, staf di sekolah, dan masyarakat.
- Harus memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan menguasai benar mata pelajaran yang dibinanya.
- Harus selalu intropeksi diri dan siap menerima kritik dari siapapun.
- Harus berupaya meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Prinsip Prinsip Dasar Mengajar
- Prinsip Dasar Mengajar
Menurut Slameto (2010:35-39) ada 10 prinsip-prinsip mengajar yakni :
- Perhatian
Di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian akan lebih besar bila pada siswa ada minat dan bakat. Bakat telah dibawa siswa sejak lahir, namun dapat berkembang karena pengaruh pendidikan dan lingkungan.
- Aktivitas
Dalam proses mengajar belajar, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.
- Apersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, ataupun pengalamannya. Dengan demikian siswa akan memperoleh hubungan antara pengetahuan yang telah menjadi miliknya dengan pelajaran yang akan diterimanya.
- Peragaan
Waktu guru mengajar di depan kelas, harus berusaha menunjukkan benda-benda yang asli. Bila mengalami kesukaran boleh menunjukkan model, gambar, benda tiruan, atau menggunakan media lainnya seperti radio, tape recorder, TV dan lain sebagainya. Dengan pemilihan media yang tepat dapat membantu guru menjelaskan pelajaran yang diberikan. Juga membantu siswa untuk membentuk pengertian di dalam jiwanya.
- Repetisi
Bila guru menjelaskan sesuatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Siswa semuanya dapat mengingat dengan sekali penjelasan, maka perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan. Pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas, dan tidak mudah dilupakan.
- Korelasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan hubungan antar setiap mata pelajaran. Begitu juga dalam kenyataan hidup semua ilmu atau pengetahuan itu saling berkaitan. Namun hubungan itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi terus dipikirkan sebab-akibatnya. Diupayakan hubungan itu dapat diterima akal, dapat dimengerti, sehingga memperluas pengetahuan siswa itu sendiri.
- Konsentrasi
Hubungan antar mata pelajaran bisa luas, mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara luas tetapi mendalam. Dengan demikian siswa dapat melihat hubungan pelajaran yang satu dengan lainnya saling berhubungan, menyebabkan siswa memperoleh kesatuan pelajaran yang bulat dan utuh.
- Sosialisasi
Dalam perkembangannya siswa perlu bergaul dengan teman lainnya. Siswa di samping sebagai individu juga mempunyai sisi sosial yang perlu dikembangkan. Waktu siswa berada di kelas ataupun di luar kelas dan menerima pelajaran bersama, alangkah baiknya bila diberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan bersama. Bekerja di dalam kelompok dapat meningkatkan cara berpikir mereka dalam memecahkan masalah.
- Individualisasi
Siswa merupakan makhluk individu yang unik, dimana masing-masing mempunyai perbedaan khas, seperti perbedaan inteligensi, minat bakat, hobi, tingkah laku, watak maupun sikapnya. Mereka berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial ekonomi, dan keadaan orang tuanya. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa (secara individu), agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu. Siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Untuk kepentingan perbedaan individual, guru perlu mengadakan perencanaan untuk siswa secara klasikal maupun perencanaan program individual. Dalam hal ini guru harus mencari teknik penyajian atau sistem pengajaran yang dapat melayani kelas, maupun siswa sebagai individual.
- Evaluasi
Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa. Guru harus mengenal fungsi evaluasi, macam-macam bentuk dan teknik evaluasi serta prosedur penilaian. Guru dapat melaksanakan penilaian yang efektif, dan menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan mengajar belajar. Dengan evaluasi guru juga dapat mengetahui prestasi dan kemajuan siswa, sehingga dapat bertindak yang tepat bila siswa mengalami kesulitan belajar. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan siswa, dan prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi juga dapat menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri. Dengan umpan balik, guru dapat meneliti dirinya, dan berusaha memperbaiki dalam perencanaan maupun teknik penyajiannya
- Penampilan Guru
Menurut Hamalik (2000: 38) guru-guru pribadi dan penampilan yang efektif digambarkan dengan ciri-ciri:
- Guru yang waspada secara profesional
Guru yang baik adalah guru yang waspada secara profesional. Ia terus berusaha untuk menjadikan masyarakat sekolah menjadi tempat yang paling baik bagi anak-anak muda.
- Yakin akan nilai atau manfaat pekerjaannya
Guru yakin akan nilai atau manfaat pekerjaannya. Mereka terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya.
- Tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan
Guru tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam hubungannya dengan kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan profesi keguruannya.
- Memiliki seni dalam hubungan manusiawi
Guru memiliki seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang diperolehnya dari pengamatannya tentang bekerjanya psikologi, biologi, dan antropologi kultural dalam kelas.
- Berkeinginan terus tumbuh
Guru berkeinginan untuk terus tumbuh. Mereka sadar bahwa di bawah pengaruhnya, sumber-sumber manusia dapat berubah nasibnya.
- Perilaku yang disenangi siswa
Dalam Hamalik (2000: 39) disebutkan beberapa sifat-sifat atau perilaku guru dalam berpenampilan yang disenangi siswa antara lain
- Demokratis, artinya memberikan kebebasan kepada siswa di samping mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu, tidak bersifat otoriter dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar.
- Kooperatif, artinya suka bekerja sama dan bersikap saling memberi dan saling menerima serta dilandasi oleh kekeluargaan dan toleransi yang tinggi.
- Baik hati, artinya bersikap suka memberi dan berkorban untuk kepentingan anak didiknya.
- sabar, artinya guru haruslah tidak suka marah dan tidak mudah tersinggung serta suka menahan diri.
- Adil, artinya tidak bersikap membeda-bedakan anak dan memberi anak sesuai dengan kesempatan yang sama bagi semuanya.
- konsisten, Guru yang konsisten selalu berkata sama dan bertindak sama sesuai dengan ucapannya.
- bersifat terbuka, artinya bersedia menerima kritik dan saran serta kalau perlu mengakui kekurangan dan kelemahannya.
- Suka menolong, siap membantu anak-anak yang mengalami kesulitan atau masalah tertentu
- Ramah tamah, agar mudah bergaul dengan berbagai jenis latar belakang siswa yang berbeda-beda,
- menguasai bahan pelajaran.
- Bagaimana guru yang baik
Selain dalam berperilaku, penampilan guru juga dinilai oleh siswa dalam berpenampilan fisik. Menurut Munir (2004: 23) yang termasuk pemampilan fisik yang harus dimiliki oleh guru adalah :
- Suara yang bersih dan tidak cacat dalam berbicara
- Berpakaian rapi, berwibawa dan tidak berlebihan
- Membersihkan badan dan pakaian
- Menghilangkan bau badan
- Bebas dari penyakit menular
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar